My Blog ListHome
Diberdayakan oleh Blogger.
Silvyani Lusi Louis Vera Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Biologi Semester 5 Motto Hidup : Jalani, Nikmati, dan Syukuri Prinsip Hidup : No Time For Love About Me |
Pengikut |
Biologi Education
It's all about Biology
Sistem Pencernaan Hewan Vertebrata | 22.15 |
Filed under:
|
Sistem
Pencernaan pada Reptil
1.
Tractus Digestivus
- -Cavum Oris
Cavum
oris pada bagian maxilla terdapat choanae
primer atau sebuah liang), dentes atau gigi pada tiap-tiap species dentes
berbeda struktur giginya, pada gigi kadal mempunyai gigi bersulcus yang
berbentuk conus pada kadal biasanya tidak terdapat dentes palatin.. Pada ular
mempunyai gigi pada bagian maxilla, platinum, dan ptyrigoid, pad umunya gigi
tersebut panjang , padat dan runcing. berbeda lagi pad crocodile yang mempunyai
gigi umumnya besar dan terdapat pada premaxilla, maxilla, dan mandibula.
Palatum atau langit-langit yang membentuk lipatan longitudinal, Choanae
sekunder, Ostium tubae auditivae. sedangkan pada bagian mandilbula terdapat
faring rima glottidis atau celah suara dan lingua bifidia yang terletak pada
dasar mulut yang melekat pada tulang lidah atau os hyoideum, dan maksud dari
bifidia adalah bercabang (Radiopoetro).
1.
Esofagus
Pada
organ ini mempunyai muscular yang tebal dan berbentuk silindris. Khusus pada
ular, proses makanan pertama kali dicerna pada organ ini.
1. Intestinum tenue
Alat
penggantung pada organ ini disebur mesenterium.
1.
Cecum (usus buntu)
Organ
ini merupakan batas dari intestinum tenue dan intestinum crassum.
1.
Intestinum crassum
terdiri
dari dua organ lagi yaitu rectum dan kloaka. Alat penggantungnya disebut
mesorectum
1.
Glandula Digestoria
-
Hepar
Hepar
pada retil terdapat dua lobus, yaitu lobus dexter dan lobus sinister Pada hepar
ini menghasil empedu.
1.
Vesica fellea
Vesica
felea atau kandung empedu terletak pada sebelah kanan hati.
1.
Pancreas
Pancreas
pada reptile terletak diantara ventrikulus dan duodenum. warnanya kekuningan
(Anonim, 2008)
Vertebrata seperti kadal
atau salamander telah memiliki alat alat pencenaan yang lengkap mulai dari
mulut, kemudian beberapa alat pencernaan khusus yang membentuk aluran
pencernaan, sejumlah kelenjar,dan berakhir di anus.
Organ
pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1)
paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2)
rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga
mulut dan tanduk,
3)
faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada
bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang
dapat diisi dengan cepat,
4)
lambung terdiri atas:
-
Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan,
dinding ototnya tipis.
-
Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung
pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan
vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
6)
intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada
burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
Kelompok unggas atau burung,
selain memiliki alat-alat pencernaan makanan seperti umumnya pada hewan
vertebrata lainya, juga memiliki lambung kelenjar dan lambung pengunyah atau
tembolok yang berfungsi menyimpan makanan sementara.
c.Mamalia
Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama
dengan manusia kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung,
khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora. Pencernaan
makanan hewan memamah biak mempunyai kekhususan. Hewan memamah biak seperti
sapi, rusa, dan kambing, lambungnya terbagi menjadi empat ruang, yaitu rumen,
retikulum, omasum, dan abomasum.
Hewan
memamah biak, misalnya sapi, memiliki kekhususan pada jenis makanannya, yaitu
rumput atau daun-daunan. Rumput atau daun-daunan direnggut dan dikunyah
sekadarnya serta dicampur air ludah, lalu ditelan ke esofagus. Dari esofagus,
makanan masuk ke rumen. Di rumen terdapat simbiosis antara hewan pemamah biak
dengan bakteri dan flagellata yang dapat menghasilkan enzim selulase.
Pada
rongga mulut hewan memamah biak mempunyai molare atau geraham yang sangat besar
yang berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding sel tumbuhan yang
dimakannya. Rongga mulut mamalia dibentuk oleh 3 atap, yaitu palatum durum
(langit-langit keras), palatum mole (langit-langit lunak), velum palastini
(tepi). Dasar rongga mulut bersifat lunak, di dalam rongga mulut terdapat gigi,
lidah dan kelenjar ludah.
Sapi
memiliki kekhususan pada jenis makanannya, yaitu rumput atau daun-daunan.
Rumput atau daun-daunan direnggut dan dikunyah sekedarnya serta dicampur air
ludah, lalu ditelan ke esofagus. Dari esofagus makanan masuk ke rumen. Di rumen
terjadi simbiosis dengan bakteri menghasilkan enzim selulase. Terjadi
pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase,
kemudian makanan masuk ke retikulum. Di sini makanan dibentuk bolus, pada waktu
istirahat bolus dikunyah di dalam mulut sesudah itu dikunyah lagi lalu masuk ke
retikulum, lalu ke omasum, kemudian ke abomasum. Di abomasum ini terjadi
pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan.
Hewan memamah biak seperti
sapi, memiliki lambung yang terdiri dari beberapa bagian meliputi rumen, retikulum, omasum,dan abomasum.memiliki
susunan gigi yang berbeda dengan manusia. Gigi yang berkembang adalah gigi
geraham karena diperlukan untuk mencernakan makanan yang berserat. Gigi seri
diperlukan untuk menjepit dan memotong makanan. Jenis mkanan berupa rumput dan
sejenisnya sulit untuk dicernakan sehingga sistem pencernaan hewan ruminantia lebih
kompleks dari manusia baik strukturnya maupun caranya.Pada ruminantia terdapat
enzim selulase yang berfungsi mencerna selulosa. Enzim ini tidak terdapat pada
manusia.
Ikan
merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya
serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang
disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan
vertebrata, sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di
antara vertebrata lain memiliki jenis atau spesies yang terbesar sekitar 25,988
jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian
besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870
jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di
perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri
dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar.
Sebagai
bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang
sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan
produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk
dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan
tepat untuk diet di masa yang akan datang.
Sumber
protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada pada daging ikan diperoleh dari
luar, yaitu dengan mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan
maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses.
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia,
sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian
diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem pencernaan dan kelenjar
pencernaan yang terdapat pada ikan. Sedangkan mafaat dari penyusunan makalah
ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau acuan
bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum maupun para peneliti.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar